ETIKA PERGAULAN MAHASISWA
Makalah Ini Ditulis
untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Teknik
Penulisan Karya Ilmiah
OLEH:
NITA YULIANTI
BP: 141100143
DOSEN PEMBIMBING:
LILIMIWIRDI, S. S., M. Hum.
YAYASAN AMAL BAKTI MUKMIN PADANG
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
(STMIK) INDONESIA PADANG
2015
HALAMAN
PENGESAHAN
Karya Tulis Yang Berjudul “Etika
Pergaulan Mahasiswa” ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi tugas akhir
Mata Kuliah Teknik Penuisan Karya Ilmiah tahun ajaran 2015/2016 di STMIK
Indonesia Padang. Disahkan di Padang
pada tanggal 25 Mei 2015.
Disetujui
oleh:
Dosen
pembimbing, Penulis,
Lilimiwirdi,
S.S., M.Hum. Nita Yulianti
NIP/NIK: 1030098102 BP: 141100143
Mengesahkan:
Ketua
STMIK Indonesia,
Prof.
Dr. Hj. Safni, M.Eng.
NIP/NIK:19670512199032001
ii
Banyak pergaulan yang kurang baik terjadi
di kalangan mahasiswa karena nilai-nilai yang diberikan dalam keluarga kurang
bisa diterima. Keluarga mempunyai tanggung jawab yang vital untuk menghasilkan
anak-anak yang beretika, santun dan mempunyai keimanan. Penyimpangan –
penyimpangan etika yang terjadi pada anak merupakan suatu gambaran bahwa
keluarga gagal menanamkan nilai yang baik pada anak. Namun, tidak selamanya
keluarga bisa dijadikan pihak yang bersalah, karna ketika anak bertumbuh dewasa
ia memegang haknya secara utuh dan dapat menentukan sendiri, akan menjadi sama
dengan lingkungan pergaulan yang kurang baik atau hidup dengan pendirian yang
kuat untuk berani beda dari lingkungannya. Pendirian yang kuat ditentukan dari
tingkat keimanan mahasiswa sendiri, keimanan yang baik pasti akan menjadikan
mahasiswa itu terlihat berbeda dari yang lain, seorang yang mempunyai keimanan
yang baik cenderung menjadi diri sendiri dan tidak gampang terpengaruh. Namun,
sangat disayangkan pada era ini sangat sulit bagi mahasiswa menolak ajakan –
ajakan yang kurang baik dengan alasan ingin diterima oleh lingkungannya, dan
sudah dapat dipastikan tingkat keimanan mahasiswa tersebut kurang kuat dan
cenderung tergoyahkan dengan pengaruh lingkungan sekitar
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hikmat serta karunia-Nya kepada kami
sehingga kami berhasil menyeleseaikan makalah ini dengan judul “Masalah
Etika Pergaulan Mahasiswa”.
Makalah ini berisikan tentang
hal-hal yang membuat mahasiswa masa kini lebih cenderung mengikuti pergaulan
yang tidak baik. Faktor yang mempengaruhi mahasiswa memilih pergaulan dalam
kehidupan sehari-hari yang terjadi di lingkungan tempat mahasiswa menimba ilmu
(kampus).
Penlis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan diri sendiri. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masi jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah Swt. senantiasa memberkati usaha
kami. Amin.
Padang, 25 Mei
2015
Nita Yulianti
DAFTAR ISI
Mahasiswa
pada dasarnya merupakan subjek atau pelaku di dalam pergerakan pembaharuan. Dia
akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa. Kemudian, dia juga akan
membangun bangsa dan tanah air ke arah yang lebih baik sehingga ia dituntut
untuk memiliki etika.
Etika
bagi mahasiswa dapat menjadi alat kontrol di dalam melakukan suatu tindakan.
Etika dapat menjadi gambaran bagi mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan
atau dalam melakukan sesuatu yang baik atau yang buruk. Oleh karena itu, makna
etika harus lebih dipahami kembali dan diaplikasikan di dalam lingkungan
mahasiswa. Dalam relitanya, lebih banyak mahasiswa yang tidak sadar dan tidak
mengetahui makna etika. Kemudian, peranan etika itu sendiri dalam kehidupan.
Karena tidak mengetahui persoalan etika, bermunculanlah mahasiswa dan mahasiswi
yang tidak memiliki akhlaqul karimah, seperti mahasiswa yang tidak memiliki
sopan dan santun kepada para dosen, mahasiswa yang lebih menyukai hidup dengan
bebas, mengonsumsi obat-obatan terlarang, pergaulan bebas antara mahasiswa
dengan mahasiswi, berdemonstrasi dengan tidak mengikuti peraturan yang berlaku
bahkan hal terkecil seperti menyontek disaat ujian dianggap hal biasa. Padahal
menyontek merupakan salah satu hal yang tidak mengindahkan makna dari etika.
Apabila mahasiswa masih belum
menyadari betapa pentingnya etika di dalam
pembentukan karakter-karakter seorang penerus bangsa dan negara, akankah
bangsa Indonesia untuk di masa yang akan datang di isi oleh penerus-penerus
bangsa yang berakhlaqul karimah atau beretika? Akan diletakkan dimanakah wajah
Indonesia nanti apabila bangsa Indonesia dibangun oleh jiwa-jiwa yang penuh
dengan kecurangan atau dengan akhlak-akhlak tercela?
Berdasarkan uraian pada latar
belakang di atas, maka masalah-masalah yang
1. Apakah pengertian mahasiswa?
2. Apakah itu Etika?
3. Apakah masalah etika kebiasaan mahasiswa?
4. Apakah masalah etika kesopanan mahasiswa?
3. Apakah masalah etika kebiasaan mahasiswa?
4. Apakah masalah etika kesopanan mahasiswa?
5. Bagaimana dengan keimanan mahasiswa?
6. Mengapa mahasiswa bersikap anarkis?
6. Mengapa mahasiswa bersikap anarkis?
1.3 Tujuan penulisan
Berdasarkan perumusan masalah di
atas, peranan etika bagi mahasiswa diharapkan dapat mewujudkan dan menumbuhkan
etika dan tingkah laku yang positif. Namun secara umum karya tulis ilmiah ini
bertujuan untuk:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah
2. Diharapkan mahasiswa mengetahui, memahami, dan dapat mengamalkan nilai-nilai etika di kalangan atau di dalam aktivitas mahasiswa.
1. Memenuhi tugas mata kuliah Teknik Penulisan Karya Ilmiah
2. Diharapkan mahasiswa mengetahui, memahami, dan dapat mengamalkan nilai-nilai etika di kalangan atau di dalam aktivitas mahasiswa.
·
Melatih untuk
mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
·
Melatih untuk
menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
·
Mengenalkan dengan
kegiatan kepustakaan;
·
Meningkatkan
pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
·
Memperoleh kepuasan
intelektual;
·
Memperluas cakrawala
ilmu pengetahuan;
·
Sebagai bahan
acuan/penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah metode studi literatur, observasi, dan quisioner.
Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah Mahasiswa
yang memiliki IP tinggi dan yang bisa bergaul baik dengan dosen dan mahasiswa
lainnya.Adapun sampel dalam penelitianpenelitian ini adalah sebanyak 1
kelompok, dengan jumlah anggota kelompok 5orang mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2
Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
1.5 Metode Penulisan
1.6 Populasi dan sampel
1.7 Sistematika
Penulisan
BAB II LANDASAN
TEORI
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian mahasiswa
3.2 Pengertian etika
3.3 .
Apakah masalah etika kebiasaan mahasiswa?
3.4. Apakah masalah etika kesopanan
mahasiswa?
3.5 Bagaimana dengan keimanan mahasiswa?
3.6 Mengapa mahasiswa bersikap anarkis?
3.6 Mengapa mahasiswa bersikap anarkis?
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB II
Edward Shill mengkategorikan
mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang memiliki tanggung jawab sosial yang
khas[1].
Shill menyebutkan ada lima fungsi kaum intelektul, yakni mencipta dan menyebar
kebudayaan tinggi menyediakan bagan-bagan nasional dan antar bangsa, membina
keberdayan dan bersama mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran
politik[2].
Menurut K.
Bertens, 1994 ada empat perbedaan antara
etika dan etiket[3], yaitu secara umumnya sebagai berikut:
1. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai
pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah menetapkan
cara, untuk melakukan perbuatan benar sesuai dengan yang diharapkan.
2. Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang
sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah formalitas (lahiriah),
tampak dari sikap luarnya penuh dengan sopan santun dan kebaikan.
3. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik
mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi.
1. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai
pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah menetapkan
cara, untuk melakukan perbuatan benar sesuai dengan yang diharapkan.
2. Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang
sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah formalitas (lahiriah),
tampak dari sikap luarnya penuh dengan sopan santun dan kebaikan.
3. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik
mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi.
Etiket
bersifat relatif, yaitu yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan
daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempat daerah lainnya.
4. Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir.
Etiket hanya berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada orang lain
maka etiket itu tidak berlaku.
daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempat daerah lainnya.
4. Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir.
Etiket hanya berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada orang lain
maka etiket itu tidak berlaku.
Mahasiswa sebagai pelaku utama dan
agent of exchange dalam gerakan-gerakan pembaharuan memiliki makna yaitu
sekumpulan manusia intelektual, memandang segala sesuatu dengan pikiran jernih,
positif, kritis yang bertanggung jawab, dan dewasa. Secara moril mahasiswa akan
dituntut tangung jawab akademisnya dalam menghsilkan “buah karya” yang berguna
bagi kehidupan lingkungan.
Edward Shill mengkategorikan
mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang memiliki tanggung jawab sosial yang
khas. Shill menyebutkan ada lima fungsi kaum intelektul, yakni mencipta dan
menyebar kebudayaan tinggi menyediakan bagan-bagan nasional dan antar bangsa,
membina keberdayan dan bersama mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan
peran politik.
Menurut A. Sonny Keraf ( dalam Ruslan,2011:33) [4]etika
dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu etika umum dan etika khusus. Pertama
etika umum yang berbicara mengenai kondisi kondisi dasar bagaimna manusia
bertindak secara etis , bagaimana manusia mengambil keputusan dan prinsip moral
dasar yang menjadi pegangan manusia dalam bertindak srta bertolak ukur dalam
menilai baik atau beruknya suatu keputusan. Kedua etika khusus yang merupakan
penerapan prinsip prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus[5]
Etika sendiri berasal dari bahasa
Yunani adalah "Ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat
kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam bentuk
jamaknya "Mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari
kita dari hal-hal dan tindakan yang buruk.
Etika dan moral lebih kurang sama
pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu
moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika
adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika berkaitan dengan nilai, norma, dan
moral. Di dalam Dictionary of Sosciology
and Related Sciences dikemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang
dipercayai dan pada suatu benda untuk memuaskan manusia.
Mereka yang terbawa arus pergaulan
yang kurang sehat lebih cenderung tidak berfikir panjang dalam mengolah emosi
mereka. Mereka lebih mementingkan solidaritas kelompok dari pada kepentingan
umum yang lain, tawuran antar mahasiswa saat ini sangat mudah sekali terjadi
dengan masalah-masalah kecil sebagai pemicunya.
Satu lagi masalah kebiasaan buruk
berlandaskan solidaritas, mereka merasa jika mereka dititipkan absen oleh
temannya yang tidak bisa hadir karna malas kuliah adalah suatu tindakan yang
mulia dengan alasan menolong teman dan ia mengharapkan apabila ia ingin
membolos kuliah suatu saat nanti dapat menitipkan absen pada temannya itu.
Melihat banyaknya teman yang
menyontek seorang mahasiswa menjadi malas mengerjakan tugas yang seharusnya
dikerjakan dirumah, ataupun saat dirumah ia tidak ada niatan sama sekali
mengerjakan tugasnya karna disibukan dengan kegiatan-kegiatan yang menghibur
diri
Dalam penjelasan mengenai
kebiasaan-kebiasaan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu kebiasaan yang
diterapkan oleh individu menjadi modal bagi dirinya untuk bisa masuk dalam
lingkungan pergaulan, khususnya lingkungan pergaulan mahasiswa.
Kesopanan menjadi hal yang mutlak
ketika seseorang masuk dalam suatu lingkungan dimana ia beraktifitas. Didalam
keluargalah etika kesopanan seseoarang dibentuk, dalam aktifitas sehari-hari
seorang anak dituntut oleh orang tua mereka untuk berlaku sopan
contohnya, kesopanan dapat
diterapkan keluarga pada saat makan bersama, pada saat makan anggota keluarga
tidak boleh berbicara satu sama lain, tidak menimbulkan bunyi-bunyian dari
sendok dan garpu yang beradu juga masuk dalam kesopanan di meja makan, dan
berdoa sebelum makan sebagai bentuk kesopanan dan rasa syukur pada Tuhan. Tentu
pada setiap keluarga terdapat aturan-aturan yang berbeda tergantung pada adat
dan kebiasaan yang diterapkan dalam masing-masing keluarga.
Selain dikeluarga, etika kesopanan
juga harus dilakukan ditempat kerja dan bagi para mahasiswa di tempat mereka
berkuliah.
Sangat disayangkan, gaya hidup
mahasiswa masa kini seringkali mengesampingkan etika kesopanan, Gaya hidup
mahasiswa yang lebih suka bersenang-senang daripada mereka harus berkuliah
menjadikan mereka acuh terhadap orang lain, mereka menganggap orang lain yang
tidak mengikuti gaya hidup mereka adalah orang yang norak dan kurang pergaulan,
bahkan hal itu juga mereka lakukan pada dosen-dosen mereka sendiri yang menurut
mereka, para dosen hanya memberikan tugas-tugas tanpa memberi mereka nilai yang
pantas, mereka tidak sadar bahwa mereka sendiri lah yang membuat nilai itu.
Berikut merupakan hal-hal yang menyangkut tentang masalah etika kesopanan
mahasiswa di lingkungan kampus mereka:
Seringkali kita sebagai mahasiswa
sering melewati hal ini, menyapa merupakan suatu bentuk penghormatan pada orang
yang kita sapa, saat ada dosen melintas dihadapan kita, sebaiknya kita menyapa
beliau, karna walau bagaimana pun mereka semua(dosen) merupakan orang-orang
yang mendorong kita untuk maju dan mendidik kita menjadi lebih baik, seringkali
kita merasa untuk apa kita menyapa karna kita kuliah sudah membayar, dan uang
yang kita bayar adalah untuk membayar dosen-dosen kita. Mindset yang seperti
inilah yang harus dihilang dari dalam diri kita sebagai mahasiswa. Namun
menyapa juga tidak hanya sebatas untuk dosen saja, para pekerja lain di kampus
kita juga perlu kita beri penghargaan, siapaun dia; satpam,tukang sapu,ataupun
pesuruh dan tukang kebun kampus kita perlu menyapa mereka sebagai wujud terima
kasih atas setiap pelayanan yang mereka berikan untuk semua orang yang ada di
kampus
Setiap orang diberi hak dalam
berprilaku namun ada batasan dalam menggunakan hak tersebut, hak berprilaku
boleh saja dilakukan selagi tidak mengganggu kepentingan umum, didalam kampus
seorang mahasiswa juga diberik hak yang sama dan diberi batasan yang sama,
banyak prilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh mahasiswa yang kurang
bisa menjaga prilaku mereka, seperti mengganggu teman-teman lain yang sedang
belajar dengan membuat kegaduhan di lorong-lorong kelas, mengotori kelas dengan
membuang sampah dikelas, merusak fasilitas kampus yang disediakan, hal ini
sangat tidak mencerminkan mahasiswa sebagai seoarang belajar etika. Seharusnya
kita sebagai mahasiswa yang beretika lebih menjaga prilaku kita dengan
melakukan hal-hal yang positif, seperti saat ada jam kosong sebaiknya kita.
menggunakan waktu itu untuk
mengulang materi yang sebelumnya diajarkan agar kita lebih siap jika dosen
memberikan pertanyaan.
Dalam penjelasan diatas, kami
menyimpulkan bahwa seorang mahasiswa yang beretika,dan sebagai orang yang
terpelajar haruslah menerapkan etika kesopanan tersebut dalam kampus maupun
diluar kampus, kesopanan merupakan hal yang mutlak dan tidak ada kompromi bagi
setiap kita untuk berlaku tidak sopan.
Terkadang orang yang
menganggap bahwa diri mereka telah beriman karna mereka merasa telah telah
menjalankan sholat atau ibadah mahdah lainnya, lantas dengan gampangnya
menyatakan bahwa diri mereka telah beriman, prsepsi dan pandangan mereka yang
demikian mengenai keimanan jauh dari kata benar karna Ibadah merupakan suatu
bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan. Diantaranya
Dalam berkata utamakanlah perkataan
yg bermanfaat dan bersuara yg lembut, namun kadang kala kita bisa temui
meskipun dirinya sudah mahasiswa kata-kata yg diucapkan kasar dan tidak sopan.
Meskipun kata-kata itu sudah diketahui tidak pantas diucapkan masih saja sering
digunakan, dan orang yang demikian biasanya ia melakukan hal ini dikarenakan
lingkungan tempat ia bergaul kurang sehat dan menganggap kata-kata tersebut
adalah suatu hal yang sudah biasa dan lumrah digunakan dalam bergaul. Hal ini
sangat ditentang oleh agama manapun, hampir seluruh agama yang ada di muka bumi
mengajarkan etika dalam mengendalikan perkataan seorang umat.
Dalam bergaul, penekanan prilaku
yang baik sangat ditekankan agar teman bisa merasa nyaman berteman dengan kita.
Segala sesuatu yang kita berikan terhadap orang lain adalah benih yang kita
tabur, sehingga jika kita menabur hal-hal baik pada orang lain, tentu kita akan
menuai hal yang baik pula dari orang lain
Sama seperti yang sudah kita bahas
pada “Masalah Etika Kesopanan Mahasiswa” salam merupakan suatu bentuk rasa
hormat kita, sikap hormat pada orang lain menunjukan sikap hormat kita terhadap
Sang Pencipta.
Tindakan anarkis tidak sepenuhnya
identik dengan mahasiswa, tetapi dalam realitanya masih ada mahasiswa yang
menganut anarkisme. Mahasiswa yang menganut paham anarkis disebut juga
mahasiswa prematur yang sudah tidak bisa memilih mana yang baik dan yang buruk
Kini gelar mahasiswa sebagai kaum intelektual perlahan mulai bergeser menjadi kaum anarkis. Dalam masyarakat yang sehat, anarkisme tidak akan muncul, karena masyarakat paham bagaimana menyelesaikan setiap persoalan secara baik, rasional, dan harus sesuai dengan etika.
Kini gelar mahasiswa sebagai kaum intelektual perlahan mulai bergeser menjadi kaum anarkis. Dalam masyarakat yang sehat, anarkisme tidak akan muncul, karena masyarakat paham bagaimana menyelesaikan setiap persoalan secara baik, rasional, dan harus sesuai dengan etika.
Menurut Denny JA. ada tiga kondisi
lahirnya gerakan sosial seperti gerakan mahasiswa yang melakukan tindakan anarkis.
Pertama, gerakan sosial dilahirkan oleh kondisi yang memberikan kesempatan bagi
gerakan itu. Kedua, gerakan sosial timbul karena meluasnya ketidakpuasan atas
situasi yang ada. Ketiga, gerakan sosial semata-mata masalah kemampuan
kepemimpinan dari tokoh penggerak. Gerakan mahasiswa mengaktualissikan
potensinya melalui sikap-sikap dan pernyataan yang bersifat imbuan moral.
Mereka mendorong perubahan dengan mengetengahkan isu-isu moral sesuai sifatnya
yang bersifat ideal. Ciri khas gerakan mahasiswa adalah mengaktualisasikan
nilai-nilai ideal mereka karena ketidakpuasan terhadap lingkungan sekitarnya.
Banyak dari kita terbawa arus
pergaulan yang kurang baik karna nilai-nilai yang diberikan dalam keluarga kita
kurang bisa diterima oleh kita, keluarga mempunyai tanggung jawab yang vital
untuk menghasilkan anak-anak yang beretika, santun dan mempunyai keimanan,
ketiganya mempunyai sifat yang mendasar bagi perkembangan anak. Penyimpangan –
penyimpangan etika yang terjadi pada anak merupakan suatu gambaran bahwa
keluarga gagal menanamkan nilai yang baik pada anak, namun tidak selamanya
keluarga bisa dijadikan pihak yang bersalah, karna ketika anak bertumbuh dewasa
ia memegang haknya secara utuh dan dapat menentukan sendiri, akan menjadi sama
dengan lingkungan pergaulan yang kurang baik atau hidup dengan pendirian yang
kuat untuk berani beda dari lingkungannya. Pendirian yang kuat ditentukan dari
tingkat keimanan mahasiswa sendiri, keimanan yang baik pasti akan menjadikan
mahasiswa itu terlihat berbeda dari yang lain, seorang yang mempunyai keimanan
yang baik cenderung menjadi diri sendiri dan tidak gampang terpengaruh. Namun
sangat disayangkan pada era ini sangat sulit bagi mahasiswa menolak ajakan –
ajakan yang kurang baik dengan alasan ingin diterima oleh lingkungannya, dan
sudah dapat dipastikan tingkat keimanan mahasiswa tersebut kurang kuat dan
cenderung tergoyanhkan dengan pengaruh lingkungan sekitar
Kumpulan sumber dari Buku
Adji, Oemar Seno.1991. Etika Profesional Hukum. Jakarta: Erlangga.
Agoes
Sukrisno, Ardana I Cenik. (2009) Etika
Mahasiswa. Jakarta : Salemba Empat.
K. Bertens, 1994 Etika. Jakarta: Utama Gramedia.
Edward
Shill Tanpa tahun. Etika Akademis. Terjemahan oleh Parsudi Suparlan.
1993. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Effendy,
Onong Uchyana. 2000. Ilmu, Teori dan
Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
1. Biodata
Nama
Lengkap : NITA
YULIANTI
Panggilan : Nita
Tempat/
Tgl Lahir : Surian/ 25 Januari 1995
Jurusan : Sistem Informasi , STMIK INDONESIA Padang
Alamat : Jln, Pinus Lolong Belanti, No 2, RT.6, RW.3
2.
Riwayat
Pendidikan
1.
SD
Negeri 02 Gadung Surian. Kec.Pantai Cermin. Kab.Solok (Sumbar), Tahun 2002─2007
2.
MTs
Negeri Gadung Surian Kec.Pantai Cermin. Kab.Solok (Sumbar), Tahun 2007─2010
3.
SMA
Negeri 1 Pantai Cermin. Kec.Pantai Cermin Kab. Solok (Sumbar),Tahun 2010─2013
4. S-I, Sistem Informasi, STMIK INDONESIA Padang ,
Tahun 2014-………
3. Pengalaman Kerja
Staff TU MTs PP DR M
Natsir Alahan Panjang Kec. Lembah Gumanti, Kab .Solok
.
4. Organisasi
Anggota BEM STMIK INDONESIA
PADANG Tahun 2014/2015
5. Seminar,
Workshop, Lokakarya, dan Perlombaan.
A. Panitia
1.
Panitia
Seminar Nasional Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Yang diselenggarakan oleh BEM STMIK INDONESIA Padang yang bekerja sama dengan
BPSK (Badan Pusat Sengketa Konsumen) Sumbar. Padang, 24 Desember tahun 2014
B.
Peserta
1.
Peseta
Seminar Indonesia Congress of Muslim Student. Oleh BKLDK (Badan Koordinator
Lembaga Dakwah Kampus Sumatera Barat). Padang, 19 Oktober tahun 2014
Padang, 22 Mei 2015,
NITA
YULIANTI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar